Mengatur Jarak Sumur Dan Septic Tank Rumah Tangga

Jarak sepuluh meter antara septic tank dan sumur telah menjadi pengetahuan umum dan populer di masyarakat. Alasannya, agar air sumur tidak terkontaminasi dengan air tangki septic tank oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu kesehatan. Alasan demikian tentu tidak salah. Hanya, dalam kenyataannya jarak 10 meter, terutama pada rumah-rumah padat penduduk atau perumahan type RSS, jarak sejauh itu sangat sulit diperoleh. Bisa saja terjadi antara sumur dan septic tank di suatu rumah berjarak 10 meter, tetapi dengan tangki septic tetangga sebelah jaraknya kurang dari 10 meter.

Sekitar 85 persen sumur di wilayah Jakarta mengandung bakteri Escherichia coli (E coli). Air sumur tersebut rata-rata tercemar bakteri E coli dari rembesan air kotor septic-tank yang dibangun berdekatan dengan sumur akibat sempitnya lahan. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2916-1992 tentang Spesifikasi Sumur Gali untuk Sumber Air Bersih, jarak horizontal sumur ke arah hulu dari aliran air tanah atau sumber pengotoran (tangki septic tank) harus lebih dari 11 meter, sedangkan jarak sumur untuk komunal terhadap perumahan adalah lebih dari 50 meter.

Munculnya kemestian jarak 10 meter sumur dan tangki septic bermula dari bakteri E-coli patogen (bersifat anaerob) yang biasanya mempunyai usia harapan hidup selama tiga hari. Sedangkan kecepatan aliran air dalam tanah berkisar 3 meter per hari (rata-rata kecepatan aliran air dalam tanah di pulau jawa 3 meter/hari), sehingga jarak ideal antara tangki septic dengan sumur sejauh 3 meter per hari x 3 hari = 9 meter. Akan tetapi, mengapa harus dibuat 10 meter? Dari hasil perhitungan, jarak tempuh bakteri selama 3 hari hanya 9 meter. Adapun angka 10 meter setelah ditambah satu meter sebagai jarak pengaman. Itulah sekilas kisah angka 10 untuk jarak antara sumur dengan septic tank.

Dengan kondisi perkotaan yang padat, sangat jarang ditemukan posisi sumur dan septic tank yang sesuai standar. Bisa saja terjadi antara sumur dan septic tank di suatu rumah sudah berjarak 11 meter, tetapi dengan septic tank tetangga sebelah jaraknya kurang dari 11 meter. Air sumur yang terkontaminasi bakteri E-coli apabila terkonsumsi akan menyebabkan banyak penyakit seperti diare, mual, muntah bahkan komplikasi sampai gangguan ginjal. Mengingat bakteri ini juga cukup sulit dimatikan, harus melalui proses pendidihan di suhu 100 derajat dan didiamkan selama 10 menit.

Bagaimana jika kurang dari 10 meter? Apabila ingin membuat septic tank, sementara jarak antara sumur dan septic tank yang ingin dibuat kurang dari 10 meter, tidak perlu bingung. Ketahuilah dulu arah aliran air tanah yaitu dengan cara melihat sumur tetangga. Cara dan langkahnya sebagai berikut :

  1. Ukur kedalaman sumur Anda & tetangga (cukup 3 rumah).
  2. Buatlah gambar segitiga yang menghubungkan ke 3 sumur tersebut.
  3. Beri notasi kedalaman untuk masing – masing sumur. Kedalaman sumur dihitung dari permukaan air hingga permukaan tanah.
  4. Dari gambar tersebut akan diketahui, sumur yang paling dangkal menunjukkan kemana arah aliran air akan menuju.
  5. Letakan septik tank dimana aliran air tidak mengarah ke sumur tersebut.
  6. Perhatikan juga laju kecepatan air karena akan menentukan jarak standar yang harus dipenuhi antara septic tank ke sumur.
  7. Pastikan juga bahwa materi septic tank yang Anda gunakan kedap air sehingga air kotor tidak mudah rembes ke tanah

Dari cara tersebut dapat diketahui bahwa jarak sumur yang kurang dari 10 meter tidaklah masalah, asalkan kita mengetahui arah aliran air tanah dengan cara seperti di atas. Dengan demikian, yang harus Anda lakukan adalah meletakkan tangki septic di mana arah alirannya tidak mengarah ke sumur, berarti harus sebaliknya. Lebih baik lagi apabila arah aliran air tanah tersebut berasal dari sumur menuju ke tangki septic tank, tetapi jangan sebaliknya.

Di samping arah aliran air tanah yang perlu Anda ketahui, kecepatan aliran air tanah tidak kalah pentingnya. Walaupun berdasarkan pengalaman kecepatan aliran air tanah di pulau Jawa rata-rata 3 meter/hari, tidak menutup kemungkinan masing-masing daerah di Jawa pun mempunyai kecepatan aliran air tanah yang berbeda. Hal ini tergantung dari formasi batuan pada daerah tersebut. Walaupun arah aliran dari tangki septic menuju ke sumur, kecepatan aliran air tanah hanya 1 meter/hari, maka jarak ideal antara sumur dan tangki septic hanya 4 meter (lihat cara perhitungan di atas supaya Anda lebih paham).

Perlu diingat juga agar bakteri pengurai dalam septic tank dapat bekerja dengan baik,  jangan membuang bahan-bahan kimia berbahaya kedalam septic tank seperti insektisida, karbol pembersih lantai, maupun pemutih pakaian.

Sanitasi adalah syarat dasar untuk mencapai kehidupan yang lebih baik karena ada kesehatan jasmani yang menjadi motor untuk beraktifitas. Jadi jangan lupakan tempat pembuangan limbah dari rumah karena ini juga kunci kesehatan, karena itu posisi penempatan septic tank menentukan kesehatan keluarga.

kesimpulannya, dari uraian di atas bahwa tidak semua daerah harus membuat tangki septic berjarak 10 meter dari sumur. Perlu diperhatikan arah aliran air tanah pada saat membuat septic tank. Kecepatan aliran air tanah pada masing-masing daerah sangat berlainan, sehingga memunculkan jarak ideal yang berbeda-beda antara sumur dan septic tank. Hal itu sangat tergantung dari formasi batuan dan kondisi geografis pada masing-masing daerah tersebut.

Dengan demikian, angka 10 meter untuk jarak sumur dan septic tank bukan harga mati. Hal lain yang juga harus perhatikan, juga penting bagi kesehatan bahwa sumber pencemaran air bukan sekedar jarak antara tangki septic dan sumur. Kebersihan dan sistem sanitasi lingkungan tak kalah dominan berpengaruh pada kesehatan.


1 Comment

Koirudin · March 28, 2022 at 6:07 am

Sangat mencerahkan pak

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!