Kapan Waktu Terbaik Untuk Toilet Training Anak? Simak Prosedurnya
Pertanyaan ini mungkin akan menyeruak dalam pikiran para ibu yang mempunyai anak bayi sudah beranjak besar. Seorang balita ketika harus mulai menjalani pelatihan menggunakan toilet artinya umurnya sudah cukup, biasanya mulai umur 15 bulan.
Sangat penting untuk melatih anak supaya dia mau belajar pipis sendiri. Nanti pada tahapan selanjutnya dia pun harus belajar BAB sendiri. Dengan target seperti ini tentu sudah waktunya bagi para orang tua menyiapkan strategi supaya buah hati mulai mau mengikuti toilet training dengan antusias.
Dengan antusiasme anak ketika mengikuti pelatihan pipis dan pup sendiri menunjukan jika mereka memperhatikan betul sesi pembelajarannya. Yang akhirnya toilet training anak ini tidak akan menjadi beban mental sang anak sebab mereka sukarela melakukannya dan senang.
Ada tanda – tanda kapan waktu terbaik untuk toilet training anak mulai menjalani pelatihan toilet ini. Selain dari faktor umur, ada tanda kecil yang khas dan harus pada ibu perhatikan supaya tidak terlewat periode emas pembelajaran ini. Memang terkadang jika kurang teliti, para bunda masih akan merasa belum saatnya melatih toilet training. Padahal penting sekali melakukannya sebelum terlambat.
Tanda – Tanda Kesiapan Jalani Toilet Training Anak
Toilet training adalah proses mengajarkan anak untuk menggunakan toilet atau potty. Waktu terbaik untuk toilet training anak adalah ketika anak sudah menunjukkan beberapa tanda kesiapan fisik dan emosional.
Beberapa tanda kesiapan yang umum meliputi beberapa hal penting berikut ini:
- Pengendalian buang air pada anak
Anak dapat mengendalikan buang air kecil selama beberapa jam atau saat tidur malam. Ini menandakan ia sudah semakin siap untuk menjalani toilet training anak. Kebiasaan minta pipis sendiri juga dapat menjadi titik awal mulai pelatihan.
- Minat anak terhadap toilet
Anak menunjukkan minat terhadap toilet seperti bertanya kegunaan dan fungsinya juga menjadi pertanda yang tak boleh terlewatkan. Ini saatnya untuk memulai training menggunakan WC pada anak.
- Kesadaran anak saat ingin buang air
Anak sudah bisa memberi tahu ketika mereka ingin buang air kecil atau besar. Sehingga mereka tidak ngompol dicelana begitu saja. Untuk langkah awal jangan lupa memperkenalkan bahwa jika kebelet buang air wajib ke toilet segera untuk buang air.
- Sudah bisa lepas pakaian sendiri
Anak sudah bisa melepas dan mengenakan baju secara mandiri dengan bantuan sedikit saja dari orang tuannya. Ini merupakan fase ketika anak mulai menunjukkan kemandirian dalam berpakaian. Mereka akan sangat bersikeras melakukannya sendiri dan melarang Anda sebagai orang tuanya untuk membantu, jika sudah begini merupakan waktu terbaik untuk toilet training anak.
- Ketertarikan anak pada kebersihan
Anak menunjukkan ketertarikan pada kebersihan dan ingin membuang popok kotor. Mereka tidak mau memakai popok lagi sehingga orang tua harus sigap mulai melepaskan ketergantungan pada pemakaian popok.
Selain itu, penting untuk mempertimbangkan kesiapan emosional anak. Jika anak menunjukkan ketidaknyamanan, ketakutan, atau resistensi terhadap toilet training, mungkin lebih baik menunda proses ini.
Setelah memastikan kesiapan anak, langkah – langkah awal dalam toilet training menjadikan penggunaan toilet atau potty sebagai rutinitas harian, memberikan pujian dan penghargaan ketika anak berhasil akan menjadi dukungan tersendiri selama proses ini.
Perlu Anda ingat bahwa setiap anak berkembang dengan cara yang berbeda, jadi penting untuk bersabar dalam prosesnya. Jangan pernah memaksa anak secara keras sehingga proses peralihan menuju kemandirian tercapai.
Manfaat Dan Keuntungan Memulai Toilet Training Anak Sejak Dini
Orang tua pasti akan merasa gelisah jika mendapati anaknya masih saja mengompol padahal umurnya sudah hampir 6 tahun. Bahkan beberapa anak yang sudah memasuki sekolah dasar masih saja memiliki kebiasaan ini.
Sebagaimana kebiasaan masih mengempeng atau mengedot susu, kebiasaan buang air besar di celana atau ngompol memang terkadang terjadi pada anak – anak usia segini. Namun bukan berarti tidak ada upaya pencegahan dan penanganan.
Toilet training anak bertujuan untuk mengatasi persoalan ini. Sehingga anak akan belajar bertanggungjawab pada dirinya sendiri ketika kebelet buang air. Kebanyakan anak tidak memiliki sifat ini karena kebiasaan selama ini yang membentuknya jadi memiliki respon pasif meski sedang ingin buang air besar maupun buang air kecil.
Berikut adalah sederet manfaat mengajarkan toilet training anak sejak dini sebelum terlambat. Orang tua akan memperoleh segelintir keuntungan yang bisa membuat tenang dan tentram.
- Anak jadi tidak cengeng
Terkadang anak menjadi gampang sekali menangis hanya karena dirinya tidak suka popok yang dia kenakan penuh. Apalagi kalau sudah buang air besar, tangisan menjadi respon yang wajar. Jika sudah begini merupakan waktu terbaik untuk toilet training anak.
Namun ketika anak sudah mulai besar, mereka enggan memakai popok lagi sehingga mereka pun bisa saja menangis hanya karena tidak tahu caranya pup dan pipis. Jika ini terjadi di rumah tidak akan menjadi masalah yang serius, namun saat terjadi ketika anak sudah sekolah paud tentu akan mengkhawatirkan.
- Meningkatkan kepercayaan diri anak
Anak – anak umur 5 sampai 6 tahunan terkadang masih sangat pemalu. Untuk sekadar berkata ingin buang air besar atau kecil saja tidak percaya diri. Akhirnya malah melakukannya di celana dan menjadi bahan tertawaan teman – temannya.
Jika hal ini tidak ada penanganan, tentu akhirnya anak jadi makin minder dan merasa sangat tersakiti. Bullying karena berak sembarangan maupun mengompol masih kerap terjadi pada lingkungan bermain maupun belajar.
- Melatih kesabaran anak
Sesungguhnya dengan memberikan toilet training anak, ini sama saja melatih kesabaran sang anak. Sebab dengan demikian, anak bisa lebih sabar dalam menghadapi masalahnya. Tidak melulu mengandalkan emosinya.
Kesabaran anak ketika mampu menahan keinginannya buang hajat sebelum menemukan toilet atau kamar mandi. Sehingga ia tidak mengeluarkannya pada celana yang akan membuat orang – orang sekitarnya memarahi atau menertawakan.
- Membuat anak lebih pemberani
Seorang anak memang harus jadi pemberani suatu hari nanti supaya tidak bergantung pada orang tuanya. Dan ini membutuhkan peran orang tua untuk bisa mencapainya. Salah satunya dengan menjalani toilet training anak.
Jangan jadikan ajang ini sebagai pelatihan yang kaku. Melainkan buatlah menjadi suatu kegiatan yang natural seperti mulai melepas popok, menggunakan celana dalam saja dan mengajak anak ke toilet. Tunjukkan bagaimana cara buang air yang benar dan cebok setelahnya.
- Meningkatkan kesehatan anak
Manfaat yang juga krusial dari kegiatan pelatihan toilet ini juga pada dasarnya untuk meningkatkan kesehatan Anak. Anak yang terbiasa menahan BAB hanya karena takut bilang dan bingung untuk melakukannya bisa berdampak bahaya, sebab bisa menimbulkan penyakit konstipasi.
Gejalan konstipasi seperti sulit BAB karena selama ini terlalu sering menahan BAB. Tentu ini menjadi masalah kesehatan anak yang serius dan jangan sampai terjadi kepada buah hati Anda.
Itulah pembahasan lengkap kapan waktu terbaik untuk toilet training anak. Banyak sekali manfaat toilet training ini seharusnya menjadikan orang tua lebih semangat lagi dalam melatih anak. Tidak ada yang sia – sia dari sekedar memberikan pelatihan kecil memakai WC sebagai persiapan menyongsong kedewasaan anak.
0 Comments