Menyiram Kotoran Di Kloset Duduk, Tutupnya Ditutup

Kendati zaman sudah maju, namun sebab pendidikan di Negara kita masih tercecer, maka sekedar memahami tentang mengapa ada kloset duduk dan jongkok, dan bagaiamana cara menggunakannya dengan benar, Sebagian besar dari masyarakat kita masih belum memahaminya.

Bahaya tidak menutup wc duduk saat disiram

Studi Kloset 24 Tahun Lalu

Dalam praktik kehidupan sehari – hari, saat saya melakukan studi pemeranan untuk kebutuhan pementasan Opera Sembelit, produksi Teater Koma, Juli-Agustus 1998, sekitar 24 tahun yang lalu, saat itu saya memperoleh kesimpulan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia lebih familiar dengan kloset jongkok. Pasalnya, hal ini sudah menyangkut kebiasaan.

Karenanya, banyak masyarakat yang menyalahgunakan fungsi kloset duduk dengan tetap menggunakannya sama seperti kloset jongkok. Mirisnya, sebab tidak terbiasa dengan kloset duduk, masyarakat kita sangat sembrono ketika menggunakan kloset di tempat – tempat umum. Caranya saat buang air besar, tetap saja kakinya naik di kloset duduk, dan buang air besar dengan jongkok.

Selain membahayakan dirinya sendiri karena kloset sangat rentat pecah, kloset duduk di tempat – tempat umum, rata – rata benar – benar sudah tidak layak digunakan sebagai kloset jongkok karena sudah pasti kotor diinjak oleh pengguna yang budayanya buang air besar dengan jongkok. Jongkok di kloset duduk pun tetap dengan alas kaki sendal atau sepatu. Ini sangat mudah ditemui faktanya di toilet – toilet umum.

Kemudian, saat menyiram kotoran pun, tetap membiarkan tutup kloset terbuka, karena tidak paham bahaya menyiram kloset duduk dalam kondisi tutup terbuka. Pun meninggalkan jejak alas kaki di kloset duduk yang juga dibiarkan kotor oleh sepatu atau sendalnya.

Sementara, bagi masyarakat yang sudah moderen dan di rumahnya sudah menggunakan kloset duduk, juga masih banyak yang belum paham tentang fungsi tutup kloset duduk.

Harus dipahami jika kini, setelah 24 tahun studi dilakukan, yang seharusnya setiap menggunakan toilet atau kamar kecil atau WC (Water Closet) atau jamban ketika membuang kotoran urin atau tinja (feses), khususnya di closet duduk seharusnya menyriam kotoran dalam kondisi tertutup, ternyata tetap saja masih banyak yang belum mengerti akan hal tersebut.

Apakah selama ini Anda memahami kenapa kloset duduk ada tutupnya? Apakah tutup kloset duduk hanya digunakan sebagai aksesoris saja?

Eksperimen University of Colorado Bahaya Tidak Menutup WC Duduk Saat Disiram

Di kutip dari vice.com tim ilmuwan dari University of Colorado Boulder, Amerika Serikat, Profesor teknik John Crimaldi bersama dengan rekan – rekan telah bereksperimen dengan sinar laser untuk memperlihatkan betapa joroknya kebiasaan menyiram kotoran di kloset duduk tanpa terlebih dahulu menutup tutupnya.

Saat eksperimen dilakukan, tutup kloset duduk dalam kondisi terbuka, lalu tombol flush dipencet, nampaklah bakteri – bakteri terciprat ke luar kloset dan menyebar ke ruangan toliet.

Bakteri bisa terciprat keluar saat Anda memencet tombol flush. Kita semua sudah tahu bahaya tidak menutup WC duduk saat disiram, tapi nyatanya masih banyak orang yang mengabaikannya. Maka dari itu, tim ilmuwan dari University of Colorado Boulder, Amerika Serikat, bereksperimen dengan sinar laser untuk memperlihatkan betapa joroknya kebiasaan tersebut.

Profesor teknik John Crimaldi dan rekan – rekan menyorotkan laser hijau ke arah kloset duduk, lalu memencet tombol flush untuk mengamati seberapa cepat semburan airnya. Mereka juga tertarik mempelajari berapa lama partikelnya melayang di udara, yang memberikan informasi tentang pentingnya sanitasi baik ketika buang air kecil maupun besar.

Dalam sebuah video, WC yang disiram menyemburkan partikel aerosol dengan kencang hingga melayang tinggi ke udara. Partikelnya berputar di sekitar kloset selama beberapa saat sebelum akhirnya menghilang.

Ke mana partikel yang menghilang saat Anda masih berada di dalam toliet yang kita tutup pintunya. Apakah mungkin partikel-partikel itu terhirup hidung Anda sendiri? Jawabnya sangat mungkin.

Apa yang berikutnya disampaikan para ilmuwan? Mereka bicara bahwa aerosol dapat menyebabkan terjadinya penyakit menular, seperti SARS-CoV-2, influenza, dan norovirus, tulis para ilmuwan dalam studi yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports.

Berikutnya, ketika Anda menyiram kloset akan mengeluarkan aerosol yang menyebarkan pathogen dari feses. Namun belum banyak diketahui evolusi spatiotemporal dari semburan partikel ini maupun medan kecepatan yang mengangkutnya.

Sesuai dengan eksperimen yang sudah dilakukan, dengan menyinari kloset duduk memakai lampu laser tim menghitung kinematika semburan aerosol yang keluar. Tim lalu menghitung medan kecepatan aliran berdasarkan gerakan partikel aerosol.

Diketahui ternyata, siraman air menghasilkan jet yang sangat kuat dengan kecepatan melebihi 2 meter/detik, sedangkan aerosol terangkat setinggi 1,5 meter dalam waktu 8 detik setelah disiram pertama kali.

Dari hasil eksperimen dan perhitunganya yang dilakukan, tim menyebut jika hasil tersebut dapat dijadikan pertimbangan ketika akan mendesain WC di masa depan. “Desain kloset duduk di masa depan mungkin bisa berfokus pada pencegahan paparan melalui semburan ketika menyiram kotoran di kloset duduk, serta dapat mendisinfeksi pathogen yang terbawa semburan, serta menghilangkan bekas semburan melalu ventilasi,” demikian kesimpulan dari penelitiannya.

Apakah Anda, selama ini termasuk yang tidak menutup kloset duduk saat disiram? Jika ya, semoga untuk berikutnya, Anda akan selalu menutup tutup kloset duduk sebelum menekan tombol flush untuk menyiram kotoran, baik di rumah Anda sendiri atau ketika Anda menggunakan kloset duduk di rumah tetangga, saudara, teman, apalagi kloset duduk di tempat – tempat fasilitas umum.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!